Cara Cepat Menjadi Sukse Dan Kaya Menurut Islam

Cara Cepat Menjadi Sukse Dan Kaya Menurut Islam

Hasil gambar untuk suksesSungguh ironis kenyataan bahwa sebagian besar orang miskin adalah orang Islam. Padahal Islam samasekali tidak mengajarkan supaya kami menjadi orang miskin, bahkan sebaliknya, Islam mengajarkan supaya kami menjadi orang kaya.

Rukun Islam adalah sebuahpekerjaan/kegiatan yang harus kami kerjakan supaya kami bisa disebut sebagai orang Islam. Rukun Islam ada lima; Syahadat, Sholat, Zakat, Puasa, Haji. Jadi, untuk bisa disebut sebagai orang Islam, pertama kami harus ikrar jiwa & raga bahwa tiada tuhan tidak hanya Allah dan nabi Muhammad adalah utusanNya, dan seterusnya. Mari kami bahas satu per satu.

Salah satu syarat sah sholat adalah pakaian dan tempat harus bersih & suci. Standard bersih bakal lebih tinggi dengan makin “kaya”nya kita. Artinya, dengan cara implisit Islam mengajarkan supaya kami menjadi orang yang mampu. Ini sejalan dengan hadist nabi yang menyebutkan bahwa Allah lebih menyukai ummat yang kuat.

Sebagai bukti bahwa sholat kami tegak adalah kami membayar zakat (ZIS). Jadi, membayar zakat adalah keharusan yang hanya bisa dilakukan oleh orang-orang kaya. Kalau miskin, jadi dirinya harus di-zakati, bukan membayar zakat. Tidak butuh ragu apakah kami bisa menjadi orang kaya, sebab Allah telah menjamin bahwa apabila kami mau beriman dan “berbuat baik” sesuai dengan yang disyariatkan, jadi bakal dibuka “kran” berkat dari langit dan bumi. Ini bisa dijelaskan memakai aspek pandang ilmu psikologi maupun ilmu bisnis modern.

Puasa adalah tutorial untuk melatih kami supaya menjadi orang yang ber-taqwa (mematuhi syariat). Telah terbukti bahwa puasa membikin kami sehat raga dan sehat jiwa dimana sehat Jiwa & Raga adalah kunci mutlak menuju sukses. Mudah dipahami disini, bahwa puasa semacam yang digambarkan disini hanya bisa dilakukan oleh orang kaya. Orang miskin berpuasa sebab terbukti tidak ada yang bisa dimakan. Bahkan kenyataan membuktikan bahwa tidak sedikit sekali orang miskin yang tidak berpuasa sebab tidak ada yang untuk berbuka dan sahur. Sekalilagi ini membuktikan bahwa Islam mengajarkan kami supaya menjadi orang kaya.

Rukun kelima adalah melaksanakan Haji ke Mekkah, yang telah jelas memerlukan dana yang tidak sedikit, baik untuk yang ditinggal alias pun yang berangkat. Untuk bisa mencuci bersih hati kami dari tidak hanya “Laailaa ha illallaah Muhammadar rosulullooh”, jadi kami “harus” melaksanakan haji. Jadi sempurnalah kami sebagai orang Islam, asal semua rukun di atas dilakukan dengan hati/jiwa, bukan hanya raga.

Jadi, orang yang memilih Islam sebagai jalan hidupnya dengan cara kaaffah pastilah menjadi orang yang kaya di dunia dan di akhirat. Maka, tidak argumen untuk memilih manual nasib yang lain.

Semoga kami mendapat anugerah untuk menyadari potensi kemanusiaan kita. Amiin.

Berdagang!

Kenapa sih Islam mengusulkan umatnya buat berdagang?

Sebenernya, pemikiran bahwa berdagang itu adalah sebuah aktivitas yang 'hanya berorientasi sama keuntungan' nggak sepenuhnya benar. Ya.. sebab kenyataannya? Di dalam berdagang, seseorang itu nggak semata-mata untuk mencari untung aja. Bahkan nggak jarang di dalam aktivitas perdagangan yang kami lakukan, tidak jarang juga kami menghadapi kerugian.

Jika mengacu terhadap apa yang di ajarkan oleh agama Islam melewati risalah yang dibawa Nabi Muhammad SAW -Sang Manusia agung yang layak jadi prototype Bussinessman sejati- bahwasanya Tujuan perniagaan menurut Islam sebetulnya ialah untuk menegaskan, mengenalkan dan bahkan memperluas aktivitas dakwah dan penyebaran syariat yang pasti salah satu tujuannya adalah dalam rangka beribadah dan mendapat ridha dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Oleh karenanya, alih-alih mencari keuntungan material semata (just focus on profit and material oriented)? Islam justru mengajarkan bahwasanya di dalam perniagaan dan perdagangan itu, hendaklah kita-sebagai seorang muslim sentiasa mencari keredhaan Allah dengan niat dan perlaksanaan yang benar

So?

Selanjutnya coba kami lihat alangkah di dalam perdagangan dan perniagaan itu bisa diperoleh alangkah pengaruh syariat dan aturan Islam bisa memegang kendali sebegitu kuat dan luas sekali jadi pada akhirnya menjadikan sektor perdagangan menjadi sektor yang harus dikuasai oleh umat Islam. kenapa? Sebab didalam perdagangan ada kebaikan dan pahala yang kadarnya begitu besar.

KEUTAMAAN BERDAGANG

Dalam beberapa hadist dijelaskan alangkah Nabi berkata bahwasanya tersedia beberapa keutamaan yang kelak bisa diraih dengan kami berdagang. Di antaranya:

"Pedagang yang bisa dipercaya dan beramanat, bakal bersama para Nabi, orang-orang yang bisa dipercaya dan orang-orang yang mati syahid." (Riwayat al-Hakim dan Tarmizi dengan sanad hasan).

Kita pasti tidak heran kalau kemudian Rasulullah menyejajarkan kedudukan pedagang yang bisa dipercaya dengan kedudukan seorang mujahid dan orang-orang yang mati syahid di jalan Allah, sebab sebagaimana kami ketahui dalam percaturan hidup, bahwa apa yang disebut jihad bukan hanya terbatas dalam medan perang semata-mata tetapi meliputi lapangan ekonomi juga.

MENGAPA PEDAGANG DIJANJIKAN BALASAN SEDAHSYAT ITU?

Seorang pedagang dijanjikan sebuahkedudukan yang begitu tinggi di segi Allah dan pahala yang besar kelak di akhirat lantaran terbukti perdagangan itu pada umumnya adalah aktivitas yang seringkali diliputi oleh perasaan tamak dan hanya berorientasi pada keuntungan yang besar semata, jadi tidak heran kalau tidak sedikit juga pedagang yang tidak mandat dan rela memenangkan persaingan dengan jalan apapun.

Di dalam perdagangan juga kami tahu kalau disana itu Harta bisa melahirkan harta dan sebuahkeuntungan membangkitkan untuk mencapai keuntungan yang lebih tidak sedikit lagi. Jadi itu kemudian barangsiapa berdiri di atas dasar-dasar yang benar dan amanat, jadi berarti dirinya sebagai seorang pejuang yang mencapai kemenangan dalam pertempuran melawan hawa nafsu. Dan karenanya pula dirinya bakal memperoleh kedudukan sebagai mujahidin.

TAPI... APAKAH PERDAGANGAN CUMA BERKUTAT DENGAN HAL NEGATIF SAJA? TIDAK ADA FAEDAHNYA?

Jawabannya pasti saja TIDAK!! Faktor ini tiada lain sebab di dalam aktivitas perdagangan dan perniagaan tersedia tidak sedikit sekali kualitas dan pelajaran yang bisa dipetik, antara lain :

1. Bahwa di dalam aktivitas perniagaan dan perdagangan, tersedia kualitas persaudaraan yang terjalin dari seringnya terjadi komunikasi dua arah antara pembeli dan penjual. Dan dari sanalah kemudian terjalin sebuahpersaudaraan yang erat. Semacam kami ketahui bersama, di dalam Islam berkawan dan bersaudara itu adalah dua faktor yang sangat dianjurkan. Bahkan tidak sedikit ayat alquran maupun hadist yang membahas mengenai pentingnya perkawanan dan persaudaraan. semacam ayat : "Wa Ta'aawanuu 'alal birri wat taqwa : "Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan taqwa."

Nabi sendiri menegaskan kembali alangkah pentingnya kami berteman. Terlebih bergaul sebab Allah.“Barangsiapa yang bersaudara dengan seseorang sebab Allah, niscaya Allah bakal mengangkatnya ke sebuahderajat di surga yang tidak bisa diperolehnya dengan sesuatu dari amalnya.” (Riwayat Muslim)

Dan kelak Akhirat kelak, kawan kami itu boleh jadi bakal memberi kami syafaat. Dari mana? Semua bisa jadi diawali dari perniagaan. Yup.. melewati perniagaan/perdagangan? kami bakal tidak sedikit bisa teman, baik kawan sesama pedagang, para pelanggan, bahkan investor kita.

2. Alangkah melewati perniagaan, kami bisa memberi pengertian,suri teladan,maupun contoh nyata terhadap setiap orang dan bahkan tokoh masyarakat bakal sikap para pemeluk Islam yang baik.

3. Alangkah melewati perniagaan, kami bisa memberi pengertian,suri teladan,maupun contoh bakal pentingnya sebuah kerjasama. Ya... Islam itu adalah agama yang sangat menggalakkan kerjasama. Dan di dalam perniagaan/perdaganganlah tidak sedikit kami temui aneka unsur-unsur kerjasama dan kesempatan dan keperluan untuk bekerjasama.

4. Di dalam perniagaan juga dianjurkan untuk menolak kemudharatan, sebuah sifat terpuji yang sangat dianjurkan oleh Islam. Kalau tidak ada unsur menolak kemudharatan jadi sesungguhnya yang demikian itu di dalam Islam adalah DILARANG

5. Perniagaan pun adalah aktivitas yang menolong dan mempermudah manusia dalam mengurus dan memperoleh keperluan nasib mereka, khususnya di bidang makan minum dan keperluan harian. Sedang kami tahu sendiri kalau sikap yang gemar mendahulukan, mengutamakan dan mempermudah orang lain itu sangat dipandang tinggi dan baik dalam Islam.

6. Dengan berniaga kami bisa menyelamatkan produk keluaran umat Islam supaya senantiasa beredar ke semua lapisan masyarakat jadi mencegah sebuahmonopoli ditengah masyarakat itu. Baik itu monopoli hasil pertanian, hasil peternakan dan lain-lain

7. Melewati perdagangan kami bisa pula memperoleh tidak sedikit pengalaman melewati aktivitas perdagangan dan perniagaan itu sendiri. Baik pengalaman dalam faktor mengurus, mendistribusi, maupun mengenal barang, tempat, bahkan tutorial nasib dan persoalan manusia.

8. Dalam berdagang dan berniaga? Kami pun dilatih sabar dan berlapang dada kala menghadapi beberapa tingkah manusia (yang sifatnya negatif).

9. Berdagang maupun berniaga pun adalah salah satu tutorial untuk memajukan agama, bangsa dan Negara dimana perdagangan adalah sebuah aktivitas yang menuntut tanggungjawab manusia sebagai khalifah Tuhan di muka bumi supaya bisa dilihat oleh Allah sebagai sebuahkebaikan.

10. Dalam berniaga, kami berpeluang mengeluarkan zakat perniagaan. Dengan itu salah satu dari rukun Islam bisa kami tunaikan. Bisa kami wujudkan salah satu sumber alias saluran untuk menolong fakir miskin. Dan dengan perdagangan pula, tidak sedikit golongan bakal terbantu karenanya.

11. Perniagaan pun adalah sektor yang sanggup membuka dan memberikan tidak sedikit kesempatan pekerjaan untuk manusia sebagai sumber mencari rezeki.

Dari uraian yang panjang banget diatas? Jelas sekali kalo tidak sedikit banget amalan dalam syariat Islam yang bisa kami tegakkan melewati perdagangan dan perniagaan. Maksudnya, lewat perniagaan dan perdagangan kami terbukti dikasih kesempatan bagitu tidak sedikit bin besar untuk berbuat sesuatu untuk kemaslahatan umat. Apabila telah demikian?

Marilah kami bersama-sama mengawali membangun lagi kejayaan Islam dengan menggalakkan sistem perniagaan yang jujur dan sesuai syariat Islam. Sebab dengan melakukan yang demikian itu? Bukan mustahil apabila Allah bakal menghadiahkan sesuatu yang indah lantaran sikap yang demikian itu.

TIPS AGAR KAYA MENURUT AJARAN ISLAM – TIPS MELEPASKAN DIRI DARI KEMISKINAN

Akhir-akhir ini tidak sedikit orang yang mengeluhkan persoalan penghasilan alias rizki, entah sebab merasa tidak lebih tidak sedikit alias sebab tidak lebih berkah. Begitu pula beberapa problem kehidupan, mengatur pengeluaran dan kebutuhan dan bermacam-macam tuntutannya. Jadi persoalan penghasilan ini menjadi sesuatu yang menyibukkan, bahkan membikin bimbang dan stress sebagian orang. Jadi tidak jarang di antara mereka ada yang mengambil jalan pintas dengan menempuh segala tutorial yang penting keinginan tercapai. Akibatnya bermunculanlah koruptor, pencuri, pencopet, perampok, pelaku suap dan sogok, penipuan bahkan pembunuhan, pemutusan silaturrahim dan meninggal kan ibadah terhadap Allah untuk memperoleh uang alias argumen kebutuhan hidup.

Mereka lupa bahwa Allah telah membahas terhadap hamba-hamba-Nya sebab-sebab yang bisa mendatangkan rizki dengan penjelasan yang amat gamblang. Dirinya menjanjikan keluasan rizki terhadap siapa saja yang menempuhnya dan memakai cara-cara itu, Allah juga memberikan jaminan bahwa mereka pasti bakal berhasil dan memperoleh rizki dengan tanpa disangka-sangka.

Diantara sebab-sebab yang melapangkan rizki adalah sebagai berikut:

•1. Takwa Terhadap Allah

Takwa adalah salah satu sebab yang bisa mendatangkan rizki dan menjadikannya terus bertambah. Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman, artinya,

“Barangsiapa yang bertaqwa terhadap Allah niscaya Dirinya bakal mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tidada disangka-sangkanya.” (At Thalaq 2-3)

Allah swt juga berfirman, artinya,
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami bakal melimpahkan terhadap mereka berkat dari langit dan bumi.” (QS. 7:96)

•2.Istighfar dan Taubat

Ada seseorang yang melaporkan kekeringan terhadap al-Hasan al-Bashri, jadi beliau berkata, “Beristighfarlah terhadap Allah”, lalu ada orang lain yang melaporkan kefakirannya, dan beliau menjawab, “Beristighfarlah terhadap Allah”. Ada lagi yang mengatakan, “Mohonlah terhadap Allah supaya memberikan kepadaku anak!” Jadi beliau menjawab, “Beristighfarlah terhadap Allah”. Kemudian ada yang mengeluhkan kebunnya yang kering kerontang, beliau pun juga menjawab, “Beristighfarlah terhadap Allah.”

Maka orang-orang pun bertanya, “Banyak orang berdatangan melaporkan beberapa persoalan, tetapi kamu memerintahkan mereka semua supaya beristighfar.” Beliau lalu menjawab, “Aku berkata itu bukan dari diriku, sesungguhnya Allah swt telah berfirman di dalam surat Nuh”.

Istighfar yang dimaksudkan adalah istighfar dengan hati dan lisan lalu berhenti dari segala dosa, sebab orang yang beristighfar dengan lisannya saja sementara dosa-dosa tetap terus dirinya kerjakan dan hati tetap senantiasa menyukainya jadi ini adalah istighfar yang tidak lebih bagus.

•3.Tawakkal Terhadap Allah

Allah swt berfirman, artinya, “Dan barangsiapa yang bertawakkal terhadap Allah niscaya Allah bakal mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. 65:3)

Tawakkal terhadap Allah adalah bentuk menunjukan kelemahan diri dan sikap bersandar kepada-Nya saja, lalu mengenal dengan yakin bahwa hanya Allah yang memberikan pengaruh di dalam kehidupan. Segala yang ada di alam berupa makhluk, rizki, pemberian, madharat dan manfaat, kefakiran dan kekayaan, sakit dan sehat, kematian dan kehidupan dan selainnya adalah dari Allah semata.

Maka hakikat tawakkal adalah sebagaimana yang di hinggakan oleh al-Imam Ibnu Rajab, yaitu menyandarkan hati dengan sebetulnya terhadap Allah Azza wa Jalla di dalam mencari kebaikan (mashlahat) dan menghindari madharat (bahaya) dalam seluruh urusan dunia dan akhirat, menyerahkan seluruh urusan hanya terhadap Allah dan merealisasikan keyakinan bahwa tidak ada yang bisa memberi dan menahan, tidak ada yang mendatangkan madharat dan kegunaaan tidak hanya Dia.

•4. Silaturrahim

Ada tidak sedikit hadits yang membahas bahwa silaturrahim adalah salah satu sebab terbukanya pintu rizki, di antaranya adalah sebagai berikut:

-Sabda Nabi Shalallaahu alaihi wasalam, artinya,

” Dari Abu Hurairah ra berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, “Siapa yang bahagia untuk dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya jadi hendaklah menyambung silaturrahim.” (HR Al Bukhari)

-Sabda Nabi saw, artinya,

“Dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu , Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, ” Ketahuilah orang yang ada hubungan nasab denganmu yang engkau harus menyambung hubungan kekerabatan dengannya. Sebab sesungguhnya silaturrahim menumbuhkan kecintaan dalam keluarga, menggandakan harta dan memperpanjang umur.” (HR. Ahmad dishahihkan al-Albani)

Yang dimaksudkan dengan kerabat (arham) adalah siapa saja yang ada hubungan nasab antara kami dengan mereka, baik itu ada hubungan waris alias tidak, mahram alias bukan mahram.

•5. Infaq di jalan allah

Allah swt berfirman, artinya,

“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, jadi Allah bakal menggantinya dan Dirinya lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS. 34:39)

Ibnu Katsir berkata, “Yaitu apapun yang kau infakkan di dalam faktor yang diperintahkan kepadamu alias yang diperbolehkan, jadi Dirinya (Allah) bakal memberikan ganti kepadamu di dunia dan memberikan pahala dan balasan di akhirat kelak.”

Juga firman Allah yang lain,artinya,
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. 2:267-268)

Dalam sebuah hadits qudsi Rasulullah saw bersabda, Allah swt berfirman, “Wahai Anak Adam, berinfaklah jadi Aku bakal berinfak kepadamu.” (HR Muslim)

Dan tetap tidak sedikit lagi pintu-pintu rizki yang lain, semacam hijrah, jihad, bersyukur, menikah, bersandar terhadap Allah, meninggalkan kemaksiatan, istiqamah dan melakukan ketaatan, yang tidak bisa di hinggakan dengan cara lebih rinci dalam lembar yang terbatas ini. Mudah-mudahan Allah memberi kan taufik dan bimbingan terhadap kami semua. Amin.

Allah telah mentakdirkan sebagian manusia menjadi kaya, dan sebagian miskin. Bagi yang kaya hendaknya bersyukur dan menolong mereka yang tetap miskin. Dan bagi yang miskin hendaknya bersabar dan jangan berputus asa dan teruslah berusaha dan berdoa supaya menjadi kaya. Kalaupun hingga mati tetap tidak kaya jadi tetap bersyukurlah, ada beberapa kegunaaan menjadi orang miskin, umpama lebih cepat masuk surga daripada orang kaya, mendapat ganti pahala yang besar di akherat, dan lebih ringan perhitungannya di akherat dibanding orang kaya, dan lain-lain. Bahkan gaya nasib nabi Muhammad SAW juga sederhana, yaitu rumah sederhana, pakaian sederhana dan makanan sederhana. Allah menetapkan apa yang dikehendakiNya, dan apa yang dikehendakiNya pasti terjadi. Dan jangan putus asa, sebab yang merasa putus asa dari rahmat Allah jadi dirinya kafir. Wallahualam.


Orang Islam Harus Kaya, "Haram"  Miskin Papa dan meminta - minta

Wah, ngeledek nih judulnya, berarti orang miskin itu bukan Islam dong ?, lho iya, bisa jadi orang itu gak ngerti Islam dan gak meneladani tokoh-tokoh Islam tergolong Nabi SAW dan para Sahabatnya. Bukannya Nabi SAW dan para Sahabatnya itu miskin buktinya sempat kelaparan ?! siapa bilang ? sempat sih miskin, tapi Cuma sebentar yaitu ketika masa diembargo/diboikot oleh Kaum Kafir di Makkah. Tapi coba kami lihat fakta sejarah :

- Nabi menjadi Pedagang sejak usia 12 tahun dan menjadi Pengusaha selagi 25 tahun.

- Beliau berdagang ke Luar Negeri setidaknya 18 kali, menjangkau Syiria, Yaman, Bashra, Iraq, Yordania dan Bahrain

- Nabi Menyerahkan puluhan Unta muda untuk Mas Kawin Beliau
- Beliau juga Mempunyai tidak sedikit unta perah dan 20 untanya sempat dirampas oleh Uyainah bin Hish
- Beliau memilii unta opsi (Al-Qoshwa) dan Keledai opsi untuk mempermudah perjalanan dan perjuangan

- Hanya saja gaya nasib Beliau sangat-sangat sederhanan, makanya beliau hanya memakai pakaian, alas tidur dan makanan ala kadarnya.

Adakah para Sahabat Nabi yang tidak kaya ? diantara empat Sahabat Nabi yang tidak kaya hanyalah Ali bin Abi Thalib yang tidak kaya, tapi beliau sangat-sangat kaya Ilmu.

- Umar bin Khattab mewariskan 70.000 properti senilai Triliunan rupiah.
- Ustman bin Affan mewariskan property sepanjang Aris dan Khaibar senilai triliunan rupiah
- Abu Bakar mensedekahkan seluruh harta kekayaannya juga bernilai triliunan rupiah.

Bagaimana dengan Sahabat yang lain ? diantara 10 Sahabat Nabi SAW yang dijamin masuk Sorga nyatanya hamper semuanya orang kaya salah satunya adalah Abdurrahman bin Auf, meski beliau tidak jarang sedekah besar-besaran tetapi Beliau tetap mewariskan harta senilai triliunan rupiah.

Istri Kesayangan Nabi SAW Khadijah nyatanya jauh lebih kaya daripada Nabi SAW
Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh para Pedagang, mereka adalah orang-orang kaya. Pendiri NU Hasyim Asy’ari dan Muhammadiyah KH.Ahmad Dahlan adalah Saudagar yang kaya raya. Serikat Dagang Islam yang turut memperjuangkan kemerdekaan Negeri ini adalah sekumpulan orang-orang kaya.

Jadi kalau ada seorang Muslim yang membiarkan dirinya terus-terusan miskin berarti dirinya telah mengkhianati para teladannya tergolong mengkhianati Rosulullah SAW. Lho kok gitu ? lha iyalah, coba kami lihat lagi pesan Nabi SAW dan Umar bin Khatthab berikut ini :

Suatu waktu Umar bertanya terhadap seseorang yang telah lanjut usia ” apa menghalangimu mengelola dan menanami tanah pekaranganmu ini ? “, jadi dijawablah ” aku ini telah tua renta, mungkin besok aku telah wafat “, lantas Umar menanggapinya supaya orang tua itu segera menanami tanahnya dan Umarpun sempatkan menolong menanami tanah itu.

Soal kerja, Umar tidak jarang menasehati ” Cukupilah dirimu niscaya Agamamu bakal lebih terpelihara, dan kamu bakal lebih mulia “, Umar bukan hanya menasehati, bahkan setiap usai sholat shubuh umar langsung bergegas menuju kebunnya di Juruf, ia berusaha memenuhi kebutuhan dirinya.

Terkait dengan ini Nabi SAW, juga berwasiat ” diantara dosa-dosa, ada dosa yang bisa terhapus dengan puasa dan sholat, ia hanya bisa dihapus dengan sulit payah mencari nafkah “, wasiat beliau lainnya ” Allah menyukai hambanya yang berkarya dan terampil, sesiapa yang bersusah payah mencari nafkah untuk keluarganya, jadi ia serupa dengan Pejuang di Jalan Allah”, jadi kerja nyatanya bentuk ibadah tertinggi.

Umar juga mengundang para pekerja/karyawan untuk mempunyai pendapatan tambahan, tidak lebih lebih nasehatnya begini :” apabila keluar gaji, jadi sebagian belikan kambing, demikian juga gaji selanjutnya “, intinya Umar mengundang para karyawan supaya mempunyai asset/investasi produktif yang bisa mencetak uang terus-menerus. Umar juga mengundang orang-orang berdagang dengan nasehatnya ” Berdagang itu adalah sepertiga harta”, Umar sendiri mempunyai asset 70.000 properti senialai triliunan rupiah.

Allah sendiri Maha Kaya Raya dan rutin memberikan Kekayaan dan Kecukupan terhadap kami semua, gak sempat Allah SWT menyuruh kami miskin, gak percaya cari dalilnya ( hingga gagak ubanan gak bakal sempat ketemu ) lha wong kami diperintahkan Zakat dan menggandakan Sedekah, diperintahkan untuk Haji dan Umroh dan dianjurkan membiayai orang lain untuk Haji dan Umroh, disuruh menuntut ilmu dan membiayai kegiatan keilmuan, harus menafkahi keluarga dan mencukupkan pakar waris, menyantuni orang tua yang telah sepuh, orang-orang fakir miskin dan anak yatim, menegakkan ekonomi syari’ah dan membangun sarana ummat, menambah bargaining position ummat Islam dan mengembangkan Dakwah dan Syi’ar Islam, semuanya itu butuh dana yang besar, lha kok kami mau bergembira ria dan bersantai ria dengan kemiskinan.

Masih gak percaya, kalo kami itu harus kaya ?, kami lihat lagi nasehat Nabi SAW berikut : ” Kefakiran itu dekat sekali dengan Kekafiran “, ” Allah lebih menyukai Muslim yang kuat iman dan nafkahnya dari pada muslim yang lemah “. coba kami analisis juga isi ayat An-Najm : 43-48 berikut ini :

Allahlah yang menjadikan tertawa dan menangis
Allahlah yang menjadikan kematian dan kehidupan,
Allahlah yang menjadikan laki-laki dan perempuan
Allahlah yang memberikan kekayaan dan kecukupan (bukan kemiskinan),

Jadi Allah hanya memberi kami Kekayaan dan Kecukupan, nasib kami ini sebetulnya rutin dimuliakan dan dimanja oleh Allah SWT, lha kalo kami miskin ? itu pasti sebab salah kami sendiri. Tetap mau membantah ? mari kami telaah lagi ayat-ayat berikut ini :

” Kebajikan apa pun yang kamu peroleh, adalah dari segi Allah, dan keburukan apa pun yang menimpamu, itu dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami Mengutusmu (Muhammad) menjadi Rasul terhadap (seluruh) manusia. Dan cukuplah Allah yang menjadi Saksi “.(An-Nisa :79 )

” Mereka (utusan-utusan) itu berkata, “Kemalangan kamu itu adalah sebab kamu sendiri. Apakah sebab kamu diberi peringatan? Sebetulnya kamu adalah kaum yang melampaui batas.” ( Yaasin :19 )

” Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah sebab tindakan tanganmu sendiri, dan Allah Memaafkan tidak sedikit (dari kesalahan-kesalahanmu)”..(Asy-Syuro : 30)

” Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa terhadap Allah, dan hendaklah mereka berkata dengan tutur kata yang benar “.
(An-Nisa :9 )

Gimana? Lumayan ?, bandelnya kami itu gak mau niru Nabi SAW, padahal perbedaan kami dengan Nabi SAW itu Cuma SEDIKIT saja, makanya kami gak kaya-kaya ! gak percaya ? kami lahat lagi yang ini :

- Nabi itu sedikit-sedikit beribadah, kami sedikit ibadahnya
- Nabi itu sedikit-sedikit sedekah, kami sedikit sedekahnya
- Nabi itu sedikit-sedikit sholat sunnah, kami sedikit sholat sunnahnya
- Nabi sedikit tidurnya, kami sedikit-sedikit tidur
- Nabi sedikit makannnya, kami sedikit-sedikit makan terus
- Nabi itu sedikit bicaranya, kami sedikit-sedikit bicara bahwkan bicarakan orang

Nah, kan Cuma sedikit tho bedanya ? harusnya kami bisa niru Nabi dong ! he he he…, terus gimana dong caranya kami bisa dengan mudah Kaya Raya ? ikuti note berikutnya dengan judul ” YEN TEKUN MESTI TEKAN ” so selalulah tekun bersedekah meski tetap belum bisa banyak, jadi yang tidak sedikit itu bakal hingga (tekan) terhadap kita

SEORANG Muslim tidak sepatutnya mengkondisikan dirinya nasib dalam kekurangan harta. Apalagi nasib pasif tanpa usaha dan rutin meminta-minta. Ia harus berupaya mencari karunia Allah berupa perbendaharaan harta untuk memperoleh keridhoan Allah SWT. Dengan tutorial demikian, jadi setiap Muslim bakal sanggup berkontribusi (secara finansial) dalam upaya-upaya strategis guna memajukan kondisi ummat Islam di segala sektor.

Dalam sejarah kami bisa lihat bagaimana Utsman bin Affan, saudagar Muslim pertama yang menjadi sahabat mutlak rasulullah saw seusai Abu Bakar dan Umar. Abu Bakar justru memberikan seluruh kekayaannya untuk perjuangan Islam. Tatkala ditanya oleh nabi, “Apa yang kamu sisakan untuk keluarga anda?” Dengan tegas Abu Bakar menjawab, “Cukup Allah dan rasul-Nya.” Demikian pula dengan Abdurrahman bin Auf, saudagar Muslim terkaya di Madinah yang menyumbangkan tidak sedikit sekali hartanya untuk perjuangan ummat Islam.

Seorang Muslim boleh untuk mengkondisikan dirinya dalam kekurangan apabila terbukti ada argumen yang bisa menguatkan iman dan dalam rangka memberikan teladan. Sebagaimana Umar bin Khattab, Ali bin Abu Thalib, Salman al-Farisi, dan pasti siapalagi kalau bukan tauladan kami Rasulullah Muhammad Salallahu alaihi wassalam.

Beliau-beliau itu ingin memberikan contoh supaya para pemimpin tidak terlena dengan jabatan yang diembannya, jadi terperosok dalam kelalaian dan kesombongan. Sementara rakyat dibiarkan miskin, bodoh, nganggur, dan tercerai-berai.

Salman al-Farisi misalnya, sekalipun beliau memegang mandat sebagai gubernur, saat wafat, pakaian yang digunakannya tidak tidak lebih dari seratus tambalan.

Demikian pula Umar bin Khattab, tatkala protokoler kekhilafahan hendak mengganti piring makannya yang telah tidak lebih layak, Umar menolak. Bahkan hari-hari Umar tidak mau duduk manis di kantor pribadinya. Ia lebih suka berkeliling menonton kondisi rakyatnya, tidur di atas pelepah daun kurma dan bercengkrama dengan rakyatnya.

Perilaku Umar dan Salman Al-Farisi adalah perilaku mulia yang dimiliki seorang pemimpin. Tapi ingat keduanya adalah seorang Muslim yang kaya hati, cerdas, mempunyai ilmu, dan pasti kokoh aqidah dan keimanannya. Apabila kami mengambil sikap semacam itu, kemudian tidak mempunyai kekuatan ilmu dan kekuatan aqidah dan iman yang benar, jadi kelirulah sikap tersebut.

Lalu bagaimana bagi kami yang bukan pemimpin publik laksana Umar alias pun Salman al-Farisi? Sikap Abdurrahman bin Auf layak untuk kami teladani.

Miliki Skill

Hampir semua orang mafhum bahwa Abdurrahman bin Auf adalah kaum Muhajirin yang dengan tegas menolak tawaran baik dari saudaranya dari kalangan Anshar. Tawaran pun bukan sekedar tawaran. Mungkin bagi anak buah DPR apabila tawaran itu diberikan dengan cara cuma-cuma bakal diterimanya dengan bahagia hati. Bagaimana tidak Abdurrahman bin Auf ditawari rumah, tanah, istri, dan perkebunan.

Dengan tegas Abdurrahman bin Auf hanya mengatakan, “Tunjukkan kepadaku dimana pasar!”

Mengapa Abdurrahman bin Auf menolak tawaran yang sangat menggiurkan itu? Dua faktor yang bisa kami simpulkan. Pertama ia hanya ingin bergantung terhadap Allah dan ingin membuktikan bahwa hijrah baginya adalah gerbang untuk menang. Kedua, Abdurrahman bin Auf ingin mengajarkan terhadap kami seorang mukmin “haram” hukumnya menjadi pemalas. Abdurrahman punya skill (keahlian) yang baik di bidang bisnis, niaga ataupun perdagangan. Sebab itu, beliau minta ditunjukkan tempat perdagangan, yakni pasar.

Dalam tempo yang tidak begitu lama, pasar di Madinah telah berhasil dikuasainya. Bahkan dalam riwayat dijabarkan bahwa suat ketika, di Madinah terkesan debu tebal yang mengepul ke udara berarak dari tempat ketinggian di batas kota, debu itu terus tinggi bergumpal-gumpal hingga nyaris mentutup ufuk pandangan mata.

Peristiwa itu menjadikan penduduk sempat salah tanggap. Dikira ada angin ribut yang menyapu dan menerbangkan pasir. Tetapi tidak lama kemudian terdengarlah suara hiruk pikuk, yang memberi tanda bahwa ada kafilah besar panjang sedang menuju pusat Madinah. Ternyata, tidak tidak lebih dari 700 kendaraan yang sarat muatan memenuhi jalan-jalan kota Madinah. Itulah kafilah Abdurrahman bin Auf.

Subhanallah, nyatanya 700 kendaraan itu tidak hingga kerumah Abdurrahman bin Auf. Segera Abdurrahman bin Auf berkata, “Kafilah ini dengan semua muatannya berikut kendaraan dan perlengkapannya, kupersembahkan di jalan Allah Azza Wajalla”. Lalu dibagikanlah seluruh hasil perniagaan Abdurrahman bin Auf itu terhadap seluruh penduduk Madinah.

Riwayat menyebutkan pula bahwa ada tiga faktor yang tidak jarang dilakukan oleh Abdurrahman bin Auf. Bila tidak sedang shalat di masjid, dan juga tidak sedang berjihad di jalan Allah jadi ia sedang serius mengurusi perniagaannya.

Apabila kami sanggup mempunyai skill sebagaimana Abdurrahman bin Auf lalu dengan teguh hati memegang aqidah Islam. Menjadikan harta yang dimiliki sebagai sarana mendapat ridha Allah, pasti kebahagiaan hakiki-lah baginya.

Allah berfirman,

“Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di segi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah (2) ; 262).

Dalam konteks kekinian dan ini mendesak, harus ada di antara ummat Islam yang pakar di bidang ekonomi, bisnis, perniagaan dan perdagangan. Sebagaimana telah diteladankan oleh rasulullah saw dan Abdurrahman bin Auf. Dan, faktor tersebut sekarang sangat dibutuhkan. Bagaimana tidak ummat Islam Indonesia kali ini menjadi mangsa pasar negara-negara industri. Inilah yang oleh para pemikir disebut dengan “Global Economic War” alias “Ghazwatul Iqtishodiyah” (perang ekonomi).

Dengan demikian skill itu butuh dan harus dipelajari bahkan hingga dikuasai dengan cara sempurna. Harus ada di antara ummat Islam yang pakar IT juga pakar hadis. Harus ada yang pakar tafsir yang juga pakar ekonomi. Prinsipnya harus ada skill yang bisa kami andalkan untuk turut dan jihad fi sabilillah.

Akhirul kata, harus ada ummat Islam yang kaya, sebab kaya itu juga perlu. Tapi harus diingat, ummat Islam harus kaya sejati, yaitu kaya ilmu, kaya iman, dan kaya harta. Faktor itu sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan ummat Islam dari kekufuran. Sebab ada hadis nabi yang menegaskan bahwa kefakiran mendekati kekufuran.

Jadi kaya semacam apa yang diinginkan Islam? Seorang yang kaya raya semacam Siti Hadijah alias Usman bin Affan. Khadijah adalah seorang pengusaha kaya raya. Sebelum menikah dengan Nabi Muhammad, beliau adalah pegadang sukses. Hanya saja, kekayaan Siti Khadijah rela dikorbankan untuk mendukung perjuangan dan Islam. Wajar apabila Nabi menyebut Khadijah salah satu penghuni syurga.

Ketika Jibril as datang terhadap Nabi saw, dirinya berkata: "Wahai, Rasulullah, inilah Khadijah telah datang mengangkat sebuah wadah berisi kuah dan makanan alias minuman. Apabila dirinya datang kepadamu, hinggakan salam kepadanya dari Tuhannya dan aku, dan beritahukan kepadanya mengenai sebuah rumah di syurga dari mutiara yang tiada keributan di dalamnya dan tidak ada kepayahan." [HR. Bukhari].


Hingga Khadijah telah tiadapun, Nabi senantiasa mengenangnya. Dalam sebuah riwayat, Rasulullah Salallahu alaihi wassalam bersabda: "Khadijah beriman kepadaku ketika orang-orang ingkar, dirinya membenarkan aku ketika orang-orang mendustakan dan dirinya menolongku dengan hartanya ketika orang-orang tidak memberiku apa-apa."

Itulah Khadijah yang telah berjuang dengan harta dan kekayaannya. Begitu pula sahabat-sahabat Nabi lain yang telah dijamin syurga atas hartanya.

Abu Hurairah sempat berkata; "Utsman bin Affan telah membeli surga dari Rasulullah dua kali; pertama ketika mendermakan hartanya untuk mengirimkan pasukan ke medan perang, Kedua ketika membeli sumber air (dari Raimah)." (HR: Tirmizi)

Usman telah menyumbang 20.000 ribu dirham untuk sumur milik orang Yahudi. Di perang Tabuk, Usman telah berinfak 300 unta dan 1.000 dirham.

Adapula kisah sahabat Abdurrahman bin Auf. Ia berinfak sebanyak dua ratus uqiyah ketika perang Tabuk. Ketika Rasulullah menanyakan apa yang ia tinggalakan untuk keluarganya, jadi Abdurrahman menjawab, "Ada, ya Rasulullah. Mereka saya tinggalkan lebih tidak sedikit dan lebih baik daripda yang saya sumbangkan." "Berapa?" Tanya Rasulullah. Abdurrahman menjawab, "Sebanyak rizki, kebaikan, dan upah yang dijanjikan Allah."

Allah SWT berfirman:

“Barang siapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berbagi terhadap mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia ini tidak bakal dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Hud[11]: 15-16).

Allah tidak melarang kami mengumpulkan kekayaan, bahkan pasti bakal diberikan Allah apa yang kami inginkan itu, kecuali pahala dan syurga Nya.

Karenanya, Rasulullah Salallahu alaihi wassalam bersabda: “Sesungguhnya dunia itu dilaknat, berikut segenap isinya juga dilaknat, kecuali apabila disertai untuk tujuan terhadap Allah SWT.” (Al Hadits).

Nah, pada akhirnya, kaya sangat tidak dilarang. Bahkan dianjurkan apabila itu untuk dakwah dan perjuangan dan berinfaq menolong fakir dan miskin.

Wallahu Ta'ala A'lam Bishawab

Insya'alloh berguna bagi yang mengamalkannya , aamiin !

Wassalamu'alaikumu Warohmatullahi Wabarokaathu ,

ttd. Mas Iman



2 comments:

  1. ANDA PUNYA MASALAH KEUANGAN ?
    ATM money maker jawabannya
    Tapi saya jlaskan dlu ATM MONEY MAKER itu apa.!!!
    Kartu ATM Bebas Akses (MoneyMaker) adalah selembar kartu ATM yg sudah di setting/di format ulang yang dapat menarik uang tunai di semua ATM berlogo Visa, Link, Atm Bersama dan Master Card di mana saja dan kapan saja, tanpa harus punya tabungan. hanya dengan sekali modal anda bisa dapat keuntungan 2-5 juta/hari

    > > mengapa kami menjual Kartu ATM (Money Maker) Bebas akses ini, padahal kami sudah tak lagi kekurangan uang? Ada banyak alasan mengapa kami harus menjualnya kepada Anda,
    > > 1. Pertama adalah alasan keamanan, semakin banyak orang yang menggunakan Kartu ATM (Money Maker), maka akan semakin sulit untuk dilacak. Dengan demikian akan meningkatkan keamanan pemakainya.
    Tanpa resiko karena sudah yang banyak membuktikan pemakaiannya
    + cara menggunakannya sama sperti ATM pada umumnya
    untuk lebih jelas dan pendaftaran kunjungi di:
    www.money-Maker14.blogspot.com

    ReplyDelete
  2. ASSALAMU,ALAIKUM NAMA SAYA (IBU LUSI RAHMA) TKW DI SINGAPURA
    Maaf sebelumnya jika lewat Tempat ini saya menceritakan kisah hidup saya niat saya hanyalah semata ingin berbagi tapi semua tergantung Anda percaya atau tidak yang jelasnya inilah kenyataan nya…
    Syukur alhamdulillah kini saya bisa menghirup udara segar di indonesia karnah sudah sekian lama saya ingin pulang ke kampung halaman namun tak bisa karna ada hutang yang harus saya bayar di majikan yaitu 275 juta untuk uang indo namun,saya tidak pusing lagi sebab kemaring saya di berikan Info oleh seseorang yang tidak saya kenal,katanya kalau mengalami kesulitan Ekonomi,Terlilit hutang silahkan minta bantuan sama MBAH H SYARIF di Nomor Telpon (0816.2719.17) di jamin bantuan beliau 100% …
    INILAH JENIS PESUGIHAN BANTUAN DARI MBAH H SYARIF
    1.PESUGIHAN
    2.TOGEL 2D-3D-4D-5D-6D
    3.DANAH GHAIB
    4.PENGGANDAAN UANG
    5.UANG BALIK
    6.PEMIKAT
    7.PENGLARIS BISNIS (Jualan,Tokoh,warung)
    8.PERLANCAR DALAM BERBAGAI HAL
    Untuk Bicara Klik Disini Mbah H Syarif
    Jadi saya beranikan diri menghubungi beliau dan menyampaikan semua masalah saya dan alhamdulillah saya bisa di bantu,kini semua hutang saya sama majikan saya di SINGAPURA semua bisa terlunasi dan punya modal untuk pulang kampung,,,,
    Jadi buat yang pengen seperti saya silahkan Hubungi MBAH H SYARIF. di nomor (0816271917) Anda tidak usah ragu atau hal semacamnya sebab saya dan yang lainnya sudah membuktikan keampuhan bantuan beliau kini giliran Anda trimahkasi atas bantuan nya aki wassalam.
    Untuk Bicara Klik Disini Mbah H Syarif

    ReplyDelete

Contact Us

Name

Email *

Message *

Back To Top